Virus
Kata virus berasal dari bahasa Latin virion yang berarti 'racun', yang
pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris pada tahun 1392.
Definisi Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang
menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal
tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material
hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus
mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi
keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein,
lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan
menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein
yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang
menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme
sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan
untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme
lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia
tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam
sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan
(misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
2.
Sejarah Virus
Penelitian mengenai virus dimulai dengan pada tahun 1883, Adolf Mayer,
seorang ilmuwan Jerman, melakukan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan pada tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak dan dia menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular,
ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah
tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba pada getah tanaman
tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri
yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab
penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati
bakteri. Namun, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat
kecil.
Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi
dengan sel tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga
akan terkena kanker. Selain itu, Rous juga mencoba mengalisis sel tumor dari
ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak dapat
dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang
sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat menyebabkan kanker. Rous
menyimpulkan kanker disebabkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit
yang menginfeksi sel ayam yang sehat. Penemuan tersebut merupakan penemuan
pertama virus onkogenik, yaitu virus yang dapat menyebabkan tumor. Virus yang
ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).
Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma
virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope merupakan model kanker
pertama pada manusia yag disebabkan oleh virus. Dr Shope melakukan percobaan
dengan mengambil filtrat dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci
domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.
Pada tahun 1935, Wendell Stanley berhasil mengkristalkan virus. Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco
Mozaic Virus (TMV). Stanley mengemukakan bahwa virus
akan dapat tetap aktif meskipun setelah kristalisasi.
Pada tahun 1952, Martha Chase dan Alfred Hershey berhasil menemukan
bakteriofag. Bakterofage merupakan virus
yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di dalam sel
bakteri.
3.
Struktur Virus
Virus adalah organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil,
hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih
kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring
bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun
sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
Genom virus dapat berupa DNA
ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA
untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus
dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari
empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus
hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA
yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan
pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya,
kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang
lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit
protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein
nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap
protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang
sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam
nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini
diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein
yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam
pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid
virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu
berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi
dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus
yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan
untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu
sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus
hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks,
kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun
biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi
inang.Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi
kapsid. Selubung ini mengandung
fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan
glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan
protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya.
Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat
pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh
fag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut
virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen
selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
4.
Macam macam infeksi virus
Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan
berbagai akibat bagi inangnya. ada yang berbahaya, namun juga
ada yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang
dihasilkan tidak terlalu besar. Infeksi akut merupakan infeksi yang
berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat fatal. Akibat dari infeksi akut
adalah:
Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada
resiko gejala penyakit muncul kembali. Contoh dari infeksi kronis
adalah:
· Penyakit kronis yang
berulang (kambuh), contoh: HBV, HCV;
5.
Replikasi virus
Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan
virus, penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan,
pematangan, dan pelepasan.
a.
Pelekatan virus
Pelekatan virus (adsorpsi) merupakan proses interaksi awal antara
partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang. Pada tahap ini, terjadi ikatan
spesifik antara molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus. Beberapa jenis virus
memerlukan molekul lainnya untuk proses pelekatan yaitu koreseptor. Molekul reseptor yang target pada
permukaan sel dapat berbentuk protein (biasanya glikoprotein) atau residu
karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid. Beberapa virus kompleks seperti
poxvirus dan herpesvirus memiliki lebih dari satu reseptor sehingga mempunyai
beberapa rute untuk berikatan dengan sel.
b. Penetrasi
Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus
pada reseptor di membran sel. Proses ini memerlukan energi
Tiga mekanisme yang terlibat:
· Translokasi partikel
virus
Proses translokasi relatif jarang terjadi di antara virus dan mekanisme
belom sepenuhnya dipahami benar, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam
virus kapsid dan reseptor membran spesifik.
· Endositosis virus ke
dalam vakuola intraseluler
Proses endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan
masuk virus ke dalam sel. Tidak diperlukan protein virus
spesifik selain yang telah digunakan untuk pengikatan reseptor.
· fusi dari sampul dengan
membran sel (untuk virus yang bersampul)
Proses fusi virus bersampul dengan membran sel baik secara langsung
maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma. Diperlukan adanya protein fusi
spesifik dalam sampul virus, misalnya: HA influenza dan glikoprotein
transmembran (TM) Rhinovirus.
c. Pelepasan
mantel
Tahap ini
terjadi setelah proses penetrasi dimana kapsid virus baik seluruhnya maupun
sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang. Pada tahap ini genom virus
terekspos dalam bentuk kompleks nukleoprotein. Dalam beberapa kasus, tahap
ini berlangsung cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus
dengan membran plasma. untuk virus lainnya, tahap ini
merupakan proses multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran
nukleus.
d. Replikasi genom dan
ekspresi gen
pengelompokan David
Baltimore.
|
Strategi
replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami dari virus
tersebut. Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan
David Baltimore.
e.
Perakitan
Perakitan merupakan proses pengumpulan komponen-komponen virion pada
bagian khusus di dalam sel. Selama proses ini, terjadi
pembentukan struktur partikel virus. Proses ini tergantung kepada
proses replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari
sel. mekanisme perakitan bervariasi
untuk virus yang berbeda-beda. Contoh : proses perakitan Picornavirus,
Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu proses perakitan
Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.
f. Pematangan
Pematangan
merupakan tahap dari siklus hidup virus dan bersifat infeksius. Pada tahap ini terjadi
perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh
pemecahan spesifik protein kapsid untuk menghasilkan produk yang matang.
protease virus dan enzim seluler lainnya biasanya terlibat dalam proses ini.
g. Pelepasan
semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui
dua mekanisme :
· untuk virus litik (semua
virus non-selubung), pelepasan merupakan proses yang sederhana, dimana sel yang
terinfeksi terbuka dan virus keluar.
· untuk virus
berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melewati
membran , proses ini dikenal sebagai budding.
Proses
pelepasan partikel virus kemungkinan bisa merusak sel (Paramyxovirus,
Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel
(Retrovirus).
6. Klasifikasi virus
A.
Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan
juga protein membran terluarnya (sampul) menjadi 4 kelompok, yaitu: \
a) Virus DNA
b) Virus RNAv
c) Virus berselubung
d) Virus tidak berselubung
Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat: DNA atau RNA.
B.
Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
a) Virus Enterik
b) Virus Respirasi
c) Arbovirus
d) Virus onkogenik
e) Hepatitis virus
C.
Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus diklasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya.
Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
a) Virus tipe I: DNA utas ganda
b) Virus tipe II = DNA utas tunggal
c) Virus tipe III = RNA utas ganda
d) Virus tipe IV = RNA utas tunggal (+)
e) Virus tipe V = RNA utas tunggal (-)
f) Virus tipe VI = RNA utas tunggal
(+) dengan DNA perantara (intermediat)
g) Virus tipe VII = DNA utas ganda dengan
RNA perantara
7. Contoh-contoh virus
Virus RNA
Virus RNA
merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kelompok yang
tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas III hingga VI. Beberapa contoh
familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Retroviridae,
Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.
a. Retroviridae
Retroviridae
merupakan virus berbentuk ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah
dua buah yang keduanya identik dan memiliki polaritas positif yang nantinya akan
diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase
yang berguna untuk mengubah RNA menjadi DNA. DNA yang dihasilkan
nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA sel inang sebagai provirus. Virus ini termasuk ke
dalam virus yang ganas, dapat menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan
juga tumor. Sifatnya yang ganas
tersebut disebabkan salah satunya karena virus ini mudah mengalami mutasi. Salah satu genus dari familia
ini yang paling terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya adalah
HIV 1 dan 2.
b. Picornaviridae
Picornaviridae
berukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas positif sehingga
termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore. Virus dalam famili ini
mampu menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di antaranya adalah penyakit
polio yang disebabkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang disebabkan oleh
Rhinovirus.
c. Orthomyxoviridae
Orthomoxoviridae
merupakan virus yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA bersegmen
berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam
klasifikasi Baltimore. Ciri khan dari virus ini adalah virus ini memiliki
protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan
Neuraminidase (NA). Hemmaglutinin merupakan bagian virus yang menempel pada sel
target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari
infeksi virus. Neuraminidase berperan untuk melepaskan virion dari sel oleh
sebab itu antibodi terhadap NA dapat menekan tingkat keparahan infeksi virus.
Virus ini
diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu:
1. Influenza tipe A merupakan virus yang
menginfeksi berbagai spesies baik manusia, burung (burung liar, ternak,
domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus).Virus
influenza tipe A dapat mengalami antigenic drift dan antigenic shift.Antigenic
drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin.
Hal tersebut menyebabkan antibodi yang ada tidak dapat mengenalinya lagi.
Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman.Antigenic shift adalah
munculnya subtipe barus virus influenza yang disebabkan karena penggabunggan
genetik antara manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi langsung dari
hewan unggas ke manusia. karena tidak ada atau sedikitnya imunitas terhada
virus baru, maka pandemik dapat terjadi.
2. Influenza tipe B
3. Influenza tipe C
4. Tick-Borne Influenza; virus ini
merupakan virus yang berasal dari kutu.
d. Arbovirus
Arbovirus
merupakan singkatan dari Arthropoda-Borne virus yaitu virus yang berasal
dari kelompok Arthropoda. Arbovirus dibagi menjadi
empat famili yaitu:
2.
Flaviviridae, ontoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus
dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.
3.
Bunyaviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California
encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.
4.
Reoviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang
menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik
pada anak-anak.
Virus DNA
Virus DNA
merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kelompok yang
tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh
familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Herpesviridae,
Parvoviridae, dan Poxviridae.
a. Herpesviridae
Herpesviridae
merupakan kelompok virus berukuran besar dengan materi genetik DNA utas ganda
sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus
dalam kelompok ini dapat menyebabkan penyakit ganas dan juga dapat menyebabkan
kelainan pasca kelahiaran pada bayi. Herpesviridae terbagi ke
dalam beberapa genus, yaitu :
1. Alpha Herpesvirus, virus yang termasuk
dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut dengan
gejala yang muncul saat itu juga. infeksi virus ini
bersifat laten persisten disebabkan karena kemampuan genom virus ini untuk
berintergrasi dengan sel inang. jika kondisi inang
sedang lemah, maka ada kemungkinan penyakit dapat muncul kembali pada tempat
yang sama. Contoh dari virus ini
adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.
2. Beta Herpesvirus, virus yang termasuk
dalam kelompok beta herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut akan
tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier. virus ini menyebabkan
infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital). Contoh dari virus ini
adalah Cytomegalovirus.
3. Gamma Herpesvirus, virus yang termasuk
dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan
ganas. Contoh dari virus ini
adalah Epstein-Barr virus.
b. Parvoviridae
Parvoviridae
merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga
termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore. Virus ini tidak memiliki
selubung virus dan merupakan virus manusia yang berukuran paling kecil. Virus merupakan virus
yang tidak sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga
sering disebut Adeno-Associated Virus(AAV). Salah satu contoh
kelompok ini adalah virus B-19 yang dapat menyebabkan cacat atau keguguran pada
janin.
c. Poxviridae
Poxviridae
merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di
termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore. Ciri khas dari virus ini
adalah virus ini memiliki morfologi besar dan kompleks. Virus yang terkenal
dalam kelompok ini adalah Smallpox. Smallpox cukup terkenal
karena menimbulkan pandemik yang sangat besar diseluruh dunia. sekarang virus Smallpox
sudah dimusnahkan.
Virus
Raksasa
Ilmuwan
menemukan virus raksasa yang dikenal dengan istilah Mimivirus, Megavirus,
dan Pandoravirus.
Pandoravirus
merupakan jenis virus berukuran sangat besar dengan genom yang jauh lebih besar
dibanding virus-virus lain yang sudah lebih dulu dikenal. Pandoravirus disebut
sebagai virus super raksasa, karena ukurannya mengalahkan virus berukuran
raksasa lain seperti Mimivirus atau Megavirus.
Meski
berukuran raksasa, namun tetap tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Virus
ini ditemukan peneliti dari Prancis Jean Michael Claverie dari Universitas
Mediterranée.
Pandoravirus berukuran seribu kali lebih besar dibanding virus influenza
yang berukuran 100 nanometer. Pandoravirus memiliki 2.556 gen (200 kali lebih
banyak dari virus influenza). Ukuran Pandoravirus lebih besar dua kali lipat
dari Megavirus yang hanya memiliki 1.120 gen.
8.
Peranan Virus
Beberapa
virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat
(penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik
(penyembuh). Baru baru ini David Sanders, seorang
profesor biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan cara pemanfaatan
virus dalam dunia kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan
dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember 2002, David Sanders berhasil
menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
pembawa gen kepada sel yang sakit (paru paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus
bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Virus
sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan
tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup
yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang
sel sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang
saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi
hati, dan virus rabies menyerang sel sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada
penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut
disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel berikut ini memuat beberapa
macam penyakit yang disebabkan oleh virus.
Selain
manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian yang
diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya
yang berkurang.
a. Penyakit hewan akibat
virus
Penyakit
tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam.
Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis
penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. Penyakit kanker pada ayam oleh rous
sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni jenis
penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, disebabkan oleh virus
rabies.
b. Penyakit tumbuhan
akibat virus
Penyakit
mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau. Penyebabnya adalah tobacco mosaic
virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyebabnya adalah virus Tungro. Penyakit degenerasi pembuluh tapis
pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).
c. Penyakit
manusia akibat virus
Contoh
paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah pilek (yang bisa
saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang
disebabkan virus HIV), dan demam herpes (yang disebabkan virus herpes
simpleks). Kanker leher rahim juga diduga
disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil),
yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan
antara kanker dan agen agen infektan. Juga ada beberapa kontroversi
mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit
saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada
manusia.
Potensi
virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan
virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan
ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.
Kekhawatiran
juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah
menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan
kepunahan suatu bangsa. Beberapa suku bangsa Indian telah
punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa. Meskipun sebenarnya diragukan dalam
jumlah pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar. Penyakit ini secara tidak langsung
telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.
Salah satu
virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus. Grup Filovirus terdiri atas Marburg,
pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola. Filovirus adalah virus berbentuk
panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi. Pada April 2005, virus Marburg
menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober
2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan
manusia.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar